Sebuah renungan untuk kita, para peminta
Lengan baju yang digulung
Bukan lagi berlumur lumpur atau peluh bercampur remah buluh
Tapi keringat dan daki
Hasil berjemur dengan matahari satu hari
Bukan lagi berlumur lumpur atau peluh bercampur remah buluh
Tapi keringat dan daki
Hasil berjemur dengan matahari satu hari
Suara-suara diteriakkan penuh kecewa
Meminta sana mengemis manja
Ini zaman demokrasi katanya
Dimana suara rakyat adalah segalanya
Rakyat yang mana, wahai anak muda?
Meminta sana mengemis manja
Ini zaman demokrasi katanya
Dimana suara rakyat adalah segalanya
Rakyat yang mana, wahai anak muda?
Kita semua sibuk meminta
Menuntut apa yang dirasa adalah hak kita
Tanpa mau coba berkaca
Kita sudah berbuat apa?
Menuntut apa yang dirasa adalah hak kita
Tanpa mau coba berkaca
Kita sudah berbuat apa?
Apa beda kita dengan para peminta-minta?
Yang duduk di jembatan mengemis belas kasihan
Merasa bahwa yang kaya haruslah menanggung kehidupannya
Ini hidup siapa?
Yang duduk di jembatan mengemis belas kasihan
Merasa bahwa yang kaya haruslah menanggung kehidupannya
Ini hidup siapa?
Tubuh-tubuh tegap nan gagah
Receh-receh bergemerincing di saku-saku
Kepala-kepala penuh pemikiran, hasil pembelajaran dua belas tahun
Masih kurangkah untuk bekal?
Masih haruskah menengadahkan tangan?
Masa muda tak serendah itu, kawan
Receh-receh bergemerincing di saku-saku
Kepala-kepala penuh pemikiran, hasil pembelajaran dua belas tahun
Masih kurangkah untuk bekal?
Masih haruskah menengadahkan tangan?
Masa muda tak serendah itu, kawan
Protesmu adalah lagu ulang tahun yang dinyanyikan tiap tanggal-tanggal keramat
Perjuanganmu adalah tentang hari itu
Setelahnya kembali menenteng buku-buku tebal yang masih baik kemasannya
Atau menenteng tas-tas hasil belanja di pasar bertingkat
Sayangku, perjuangan tak sesingkat itu
Perjuanganmu adalah tentang hari itu
Setelahnya kembali menenteng buku-buku tebal yang masih baik kemasannya
Atau menenteng tas-tas hasil belanja di pasar bertingkat
Sayangku, perjuangan tak sesingkat itu
Gie menulis sepanjang hayat
Menyuarakan kebenaran lewat kata sejak belia
Dihujat dan dihina tapi tetap teguh membela
Siapa yang dia wakilkan?
Mereka
Yang tak bisa bersuara, tak berani bicara karena harinya sibuk mencari makan
Menyuarakan kebenaran lewat kata sejak belia
Dihujat dan dihina tapi tetap teguh membela
Siapa yang dia wakilkan?
Mereka
Yang tak bisa bersuara, tak berani bicara karena harinya sibuk mencari makan
Gie bukan membela nasibnya
Sadar bahwa mereka membutuhkannya
Ia berjuang dengan caranya
Berteriak dengan inteleknya
Sadar bahwa mereka membutuhkannya
Ia berjuang dengan caranya
Berteriak dengan inteleknya
Mari kita tundukkan kepala
Malu atas segala kemanjaan yang kita teriakkan
Hingar bingar sorak sorai tak akan mengubah apa-apa
Mereka butuh sebuah aksi nyata
Mari kita wujudkan tanpa perlu meminta
Malu atas segala kemanjaan yang kita teriakkan
Hingar bingar sorak sorai tak akan mengubah apa-apa
Mereka butuh sebuah aksi nyata
Mari kita wujudkan tanpa perlu meminta
[Sebuah renungan. Cukup sudah kita meminta kepada negara. Mari kita buat apa yang kita bisa. Kita adalah yang muda. Sudah waktunya berhenti mengemis manja. Kita bukan anak kecil yang bisa meminta uang jajan kepada orang tua. Ini masanya kita berbuat sesuatu yang berguna. Hal kecil tapi berkelanjutan selalu lebih baik dibanding gegap gempita satu hari di depan istana. Sebuah tamparan untuk aku, kamu, dan kita]
Like this... Pola sajak dan fikirnya kaya mh ainun najib
BalasHapusTerima kasih sudah berkunjung dan membaca... Hoho, masih jauh sekali jika dibandingkan dengan beliau :)..
BalasHapus