Praduga

Sebuah pertemuan yang biasa, saat kenangan dan nostalgia menari bersama. Belasan purnama mempertemukan kembali wajah-wajah yang tak lagi lugu. Jabat erat mengalirkan energi pada kalbu, sebuah salam untuk kisah baru. 

Waktu melaju, kita melangkah satu-satu, meski pada sesuatu kita sempat terjatuh dan terluka. Persahabatan atau cinta, dan keduanya meminta diselamatkan.

Dan kembali asing. Jarak itu bukan ratusan kilometer, tapi langkah dan doa yang tak lagi seirama. Hingga pada suatu malam, saat wajah itu mengusik hati dan kepala. 

Lantas kini kita saling menebak, nama siapa yang diucap dalam doa yang senyap. Gurauan sesekali muncul namun ketakutan selalu menjadi pegangan. 

Bahwa hati manusia sehalus sutera bahkan untuk sebuah tipu daya dalam prasangka.


Sya'ban, 6:45

Komentar