Selamat Datang (lagi) Kesepian


Pada kecemasan-kecemasan yang biasa lalu lalang di jam-jam rawan seperti saat pergantian menuju malam,terselip kerinduan kepada apa-apa yang berada di luar sana, sebuah petualangan dan perbincangan yang hangat dan intens. Beberapa kenangan lalu menyembul dari tempat persembunyian, satu dua melahirkan setetes air mata, sisanya melahirkan harapan yang patah-patah dan setengah prematur.

Kesepian lalu jadi pemeran utama untuk adegan selanjutnya, seperti kawan baik yang datang merangkul saat kesedihan muncul. Kesepian, terlepas ia menyakitkan atau tidak, aku harus tetap berdamai dengannya, berkawan karib agar aku tidak gila di tengah kesendirian secara jiwa dan raga.
Dari keintimanku dengan kesepian, sesekali muncul beberapa tulisan yang kadang rela aku bagi kepada dunia, tapi lebih banyak aku simpan rapat-rapat pada catatan paling tersembunyi

Dan malam ini, bersama kesepian yang duduk di sebelahku sambil menyeruput kopinya, aku membuka kembali catatan-catatan rahasia dari dasar jiwa untuk selanjutnya aku persiapkan kepada dunia, bahwa ini kesepianku, dia ada dan nyata.

Komentar