Yang singgah dan yang lahir

Ini hari, kepura-puraan lahir. Ditandai dengan mata tertuju pada yang maya, mengidahkan kenyataan yang selalu dikejar pekerjaan.

Apa yang sebenarnya kau cari, wahai diri? Kebahagiaan macam apa yang kau rasa? Kebahagiaan menaklukkan diri sendiri, atau kebahagiaan menjadi pribadi yang merdeka? Yang berkata kebenaran, berkehendak sesuai impian dan beradaptasi pada ketidaknyamanan.

Lelahmu adalah sebab sudah terlalu jauh. Jauh dari Yang Maha Menggerakkan, dan jauh dari yang kau cita-citakan. Dan kesendirian itu muncul lagi karena tidak ada pegangan, tidak ada pedoman. Sesat

Dan hendak lari kemana, sekarang? Jika tanggung jawab merenggut sebagian diri, jika kewajiban mengambil setengah mimpi. Sampai kapan berdiam diri? Sedang waktu terus berlari

Maka berkacalah, si engkau. Mematut. Memperhatikan kembali mana yang perlu dan butuh. Sebab kekayaan tak membeli waktu, sebab harta tak selalu menjamin mimpi


Jakarta, saat sepi sedang mampir

Komentar