Si Jalang dan si Lajang (Tua)
Mereka bilang saya jalang
Pergi malam pagi pulang
Melangkah dalam gelapnya gang
Membangunkan mereka dari sisa-sisa begadang
Mereka panggil saya lajang
Tak lupa ada tua di belakang
Hanya karena satu dua rambut yang berubah warna
Dan mereka kata saya akan sendiri selamanya
Mereka itu Sultan
Dalam kerajaan setan yang dibetuk oleh sekelebat pandangan
Berbicara untuk keramaian
Menepis kebenaran
Si jalang diam saja
Telinganya sudah penuh dengan rengekan buku baru para anak asuh
Si lajang tua senyum saja
Bibirnya sibuk merapal cerita untuk gadis-gadis tunatera yang terpesona
Dan mereka
Makin tenggelam dalam riuh buih ucapan yang lahir dari praduga
Lalu hilang digulung ombak ketidakpedulian Jalang dan Lajang
Kata-kata mereka
Sia-sia
Komentar
Posting Komentar