[Dialog] Bersama Gie

Gie
Kan semalam sudah kucerita padamu
Tentang tirani yang menjejas dengan slogan mereka
Rupa-rupanya keadaan ini masih berlangsung, Gie.
Aku sih menolak.
Biar bersimbah peluh mencium tanah
Tapi tetap mendongak kepala ke atas
Daripada berdiri tinggi dengan kepala menunduk.
Gie...
Menurutmu, memang harus seperti ini?
Aku berpikir tidak masuk akal.
Rasa-rasanya antara peduli dan tidak.
Kalau misalnya besok aku mati, bagaimana?
Mungkin masih tak serumit milik mereka?
Ya kita kan hanya pribumi, Gie
Biasa untuk dinomorduakan
Bukankah begitu?
Lantas apakah kita ini seperti yang dikatakan mereka?
Egois?
Liar?
Brutal?
Padahal kita hanya bersenjata kata.
Apa mereka takut?
Atau mungkin kita yang terlalu bersahaja
Bisa juga karena kita dianggap kuat dan baik.
Semua mungkin kan Gie?
Tapi Gie...
Tidakkah kau berpikir apa yang kupikir?
Ketika waktu adalah jawaban
Si bunglon bagi yang paham.
Bisa membangun juga menjatuhkan.
Mungkin mereka tak paham
Atau juga tak mengerti
Lantas kita mau bagaiman, Gie?

Komentar