Terjebak, dijebak?

Di tengah hujan gerimis malam ini.
Aku mempertanyakan kembali semuanya
Apa?
Terjebak dalam lingkaran pencarian kebenaran.
Fakta-fakta yang ku lihat
Bukti-bukti yang ku dengar
Semua membawaku ke dalam labirin.
Makin menyesatkanku.
Entah.
Tapi perasaanku begitu.
Pertanyaan yang tak terjawab merongrongku untuk membuka mata
Memasang telinga lebih lebar
Mencatat setiap detail yang kupunya.
Kau tau, Tuhan?
Setiap kau memberiku madu
Aku menenggaknya, lalu setelah itu
Kau memberiku racun.
Racun yang memaksa tanya untuk kembali berdesak-desakan.
Racun yang sebenarnya tak kuperlukan.
Bahkan madu pun tak kubutuhkan.
Karena aku tak berjasad lagi.
Mungkin aku bukan terjebak dalam pencarian.
Mungkin aku terjebak dalam kerumitan yang aku ciptakan.
Hanya karena takut.
Oh, rupanya ini Tuhan.
Ketakutan yang menjebakku. Kan?
Kau yang mengaturnya?
Atau setan yang memakainya?
Hey Gie.
Keresahanmu menjalar dalam nadi.
Hey Wahib.
Kegelisahanmu mengalir dalam darah.
Seperti inikah kalian dijebak?
Oleh apa?
Mari kita diskusikan malam ini
Bersama gelas-gelas kopi yang kosong
Di serambi rumah yang basah
Di bawah malam yang redup

Komentar