Sajakmu
Kau tak perlu mencariku ketika aku hilang.
Karena seharusnya kau tahu dimana menemukanku.
Karena seharusnya kau tahu dimana menemukanku.
Di balik malam
Di antara pagi
Di ujung senja
Di bawah purnama
Di antara pagi
Di ujung senja
Di bawah purnama
Semudah itu saat diamku bersuara
Lalu tatapmu menjawab sempurna.
Lalu tatapmu menjawab sempurna.
Sesederhana itu pula kita bicara.
Seperti angin yang menggesek daun
Seperti dawai yang memetik irama
Seperti angin yang menggesek daun
Seperti dawai yang memetik irama
Jika nanti tiba aku tiada
Dengan pulang atau tanpa kembali
Kau semestinya tahu aku selalu ada
Dengan pulang atau tanpa kembali
Kau semestinya tahu aku selalu ada
Di balik bantal
Di antara bingkai
Di ujung hati
Di bawah sadar
Di antara bingkai
Di ujung hati
Di bawah sadar
Semudah itu saat ragaku tak lagi nyata
Lalu jiwamu menyapaku dengan doa
Lalu jiwamu menyapaku dengan doa
Sesederhana itu kita bersama
Seperti pasir yang digulung ombak
Seperti tanah yang dibasuh hujan
Seperti pasir yang digulung ombak
Seperti tanah yang dibasuh hujan
Dalam ketiba-tibaan yang melintas, tentang tanya 'seandainya jika' yang terasa amat begitu menakutkan. Hakikatnya inilah kita. Takut akan kehilangan, takut akan perpisahan. Padahal semua hanya titipan. Berderai air mata, berpeluh cemas, menikmati ketakutan yang membuat kita menggenggamnya lebih kencang. Sekencang menggeggam pasir, seerat menggenggam angin. Tiada.
Komentar
Posting Komentar