Press Conference I

Hari ini, Jum'at 13 November 2015
Bertempat di ruang tengah, di atas karpet tebal dengan posisi duduk bersila dan media perangkat duduk di atas kursi. Bersama keripik pisang tanpa merk dan teh kemasan impor yang jadi saksi. 
Press Conferense ini dilakukan untuk meredam 'mereka' yang sering kali bertanya dan mengganggu stabilitas proses pembangunan eksistensi pribadi yang sedang berlangsung. 


TanyaPertama sekali, apa yang mendasari anda untuk menulis? khususnya menulis dengan media blog?

Jawab : Saya menulis karena saya membaca. Saya memilih media blog karena lebih aman, tahan air, hemat karena tidak perlu membeli buku dan pulpen, juga praktis dan efisien untuk jangka panjang.

Tanya : Apakah anda sengaja menulis melalui media blog agar anda terkenal? Atau anda hanya ikut-ikutan tren kaum blogger yang sedang naik daun? Atau jangan-jangan anda sengaja ingin mencari sensasi melalui tulisan anda?

Jawab : Haha. Terkenal itu bonus buat saya. Buat saya adalah menulisnya. Masa abad 21 begini nulis catatan masih di buku? Lha wong sekarang anak SMP saja tugasnya dikerjain pake komputer, di-print bukan ditulis. Saya hanya fokus untuk menulis, lagipula saya suka mengetik daripada menulis karena mengetik bisa mengimbangi kecepatan kepala saya dengan bonus tulisan yang terbaca. 

Tanya : Baik, untuk nama sendiri kenapa anda memilih catatan kaki? Kenapa tidak memilih nama lain yang mungkin lebih mencirikan diri anda atau yang lebih komersial?

Jawab : Sekali lagi, kan saya tidak bertujuan untuk menjual tulisan saya, makanya saya tidak menyangkutpautkan tulisan saya termasuk media yang menampung tulisan saya dengan embel-embel komersialisasi. Saya jelaskan dulu catatan kaki itu apa. Catatan kaki adalah keterangan khusus yang ditulis di bagian bawah setiap lembar akhir bab sebuah karangan ilmiah. Catatan kaki berfungsi untuk memberikan keterangan dan komentar, serta menjelaskan mengenai sumber kutipan atau pedoman penyusunan daftar bacaan. Saya berfilosofi bahwa catatan kaki saya ini adalah sebuah tulisan yang berisi keterangan, komentar dan penjelasan mengenai kutipan dalam hal ini adalah kejadian, peristiwa, ide, apapun itu. Intinya catatan kaki menjelaskan apa yang kurang jelas. Begitu juga dengan blog saya ini. Saya berharap blog saya bisa menjadi penjelas segala sesuatu yang kurang jelas meski dengan sudut pandang yang subyektif. Tapi toh kesubyektivitasan saya berdasar, bukan asal jadi tapi saya gunakan akal, hati serta keintelektualitasan yang ada dalam diri saya. Catatan kaki juga ada di setiap halaman yang memang perlu dijelaskan bukan? Sama halnya dengan blog saya. Bisa dilihat mungkin saya bisa beberapa kali membuat postingan dalam sehari. Entah tentang perasaan saya, pemikiran saya, semua saya tuang. Tidak saya tunggu hingga malam lalu saya tulis semua. Tidak. Toh catatan kaki tidak ditulis dalam bentuk digabung menjadi satu halaman di belakang buku kan? Kurang lebihnya seperti itu untuk saat ini

Tanya : Ada yang menyebutkan bahwa anda lebih banyak menulis catatan pribadi atau curahan hati anda dibanding dengan ide atau pemikiran anda. Betul begitu?

Jawab : Wah, saya kurang tahu. Sampai saat ini ada 600 lebih postingan di blog saya dan saya gak bisa menghitung satu-satu mana yang curhat dan mana yang hasil pemikiran saya.

Tanya : Apakah anda tidak takut disebut galau dengan isi blog anda yang rata-rata berisi curahan hati anda?

Jawab : Loh, memangnya kenapa? Kalau memang saya galau, apakah melanggar Undang-Undang? Apakah dilarang agama? Bukankah justru dengan saya galau lalu saya tumpahkan ke dalam bentuk tulisan itu tandanya saya berhasil mengatasi kegalauan saya? Berhasil mengontrol dan mengatur kegalauan saya menjadi sesuatu yang bermanfaat atau katakanlah saya tidak membuang kegalauan saya dalam bentuk yang salah seperti menangis, mendengarkan lagu yang sedih, merutuki nasib di media sosial, berkeluh kesah di media sosial dan kepada rekan-rekan, atau bahkan mengurung diri di kamar. Ini yang membuat saya sedih. Kenapa kegalauan seringkali dianggap momok yang menakutkan? Kegalauan itu tandanya kita masih sehat, masih waras makanya galau, sedih, bingung, bimbang. Toh Bung Karno saja pernah galau. Galau itu tidak salah, yang salah adalah hanyut dalam kegalauan. Itu baru yang berbahaya. 

Tanya : Baiklah. Anda memilih media blog untuk mengabadikan catatan harian anda. Otomatis anda akan selalu berdekatan dengan gadget anda, minimalnya handphone. Reaksi apa yang diberikan oleh keluarga dan lingkungan anda ?

Jawab : Saya ini menulis bukan 24/7 waktu loh. Saya menulis ketika keinginan itu datang. Sama aja kaya lapar, ngantuk, haus. Kita gak selamanya lapar kan? Apa iya selama 24 jam sehari kita lapar terus? Setelah makan tentu kenyang kan? Meski beberapa jam kemudian kembali lapar. Menulis juga begitu. Saya tidak terus-terusan memegang handphone atau laptop jika memang saya tidak ingin menulis. Dan ketikan saya ingin menulis saya pasti akan undur diri dari lingkungan saya, atau minimalnya mundur dari aktivitas yang sedang saya lakukan saat itu dan saya juga memberikan pemahaman kepada orang disekitar saya bahwa keinginan menulis itu seperti hasrat buang air besar. Mules, tak bisa menunggu. Kalau menunggu pun tidak akan mengenakkan. Dan sebagian dari mereka alhamdulillah mengerti. Jadi saya rasa ini hanya tergantung kepada managemen waktu dan kondisi saja. 

Tanya : Untuk kedepannya apakah anda berniat untuk membukukan blog anda? Atau menjadikannya sebagai profesi?

Jawab : Keinginan itu tentunya ada, bukan hanya blogger. Semua penulis pasti ingin tulisannya dikenal, diketahui minimalnya oleh lingkungan disekitarnya. Namun untuk saat ini saya masih dalam tahap mempersiapkan. Lagipula tulisan saya masih banyak yang perlu dikembangkan, intinya itu adalah rencana jangka panjang yang belum relevan untuk kita bicarakan sekarang.

Tanya : Baiklah, untuk sesi kali ini mungkin hanya ini pertanyaan yang ada. Jika nanti akan ada pertanyaan-pertanyaan lain yang patut untuk kita bicarakan mungkin di sesi berikutnya

Jawab : Ya, semoga kedepannya tidak ada lagi pertanyaan-pertanyaan semacam ini yang cukup mengganggu ya. 

Tanya : Semoga saja. Selamat siang

Jawab : Selamat siang

Komentar