Kata Wahib I

"Membiarkan orang lain menentukan sikap sebagai perasaan bebas, tanpa ketakutan, sesuai dengan isi hatinya sendiri merupakan pencerminan sikap seorang demokrat" (8 Juni '69)

"Perbedaan mental yang membakat, ilmu dan pengalaman membuat manusia itu berbeda-beda dalam mengambil sikap" (18 Sep '69)

"Ilham itu harus dicari. Jangan ditunggu dia datang sendiri. Ilham itu harus dikejar, diperas, diburu, dan dipeluk. Dengan modal intelektualitas yang cukup yang dilambari emosi yang menyala-nyala dalam memburunya, maka ilham yang kita peroleh akan cukup memiliki dimensi kedalaman" (6 Okt '69)

"Aku juga ingin bahwa apa yang kubaca itu ikut membentuk sebagian dari pandanganku. Karena itu aku mencerna, memeras dengan modal intelektualitas dan kepribadianku yang sudah ada, agar dengan demikian kepribadianku menjadi lebih kaya dengan intelektualitas yang tersedia dan dalam pergulatannya dengan situasi" (6 Okt '69)

"Pikiran yang tidak bebas menganalisa pikiran yang bebas, tentunya tidak akan pernah ketemu. Titik tolaknya sudah lain!" (12 Okt '69)

"Saya berpendapat, akal itu tidak bisa dipisahkan dari kehidupan kita. Meninggalkan akal bisa. Tapi itu pun memakai akal. Menggunakan akal untuk meninggalkan akal. Menggunakan akal dalam meninggalkan obyektivitas menuju subyektivitas untuk sampai pada kebenaran." (15 Okt '69)

"Manusia itu diperkaya oleh pertanyaan-pertanyaan. Penolakan atau pembunuhan terhadap pertanyaan-pertanyaan berati mempergersang kehidupan. Persoalannya adalah bagaimana kita mampu 'mengangkat' pertanyaan-pertanyaan di bawah sadar - yang tak kita sadari - menjadi tersaji secara terus terang di atas sadar" (26 Okt '69)

"Pendirian kita sebetulnya tidak boleh dipengaruhi oleh 'ketakutan' akan suatu tantangan atau sebaliknya juga kita tak boleh dipengaruhi oleh keberanian yang dibuat-buat atau dilebih-lebihkan dalam menghadapi tantangan. Efek takut mengkerut dan berani sekedar harga diri juga merupakan hambatan dalam kebebasan berpikir" (26 Okt '69)

"Tapi adakah manusia yang bersedia  tidak 'egoistis' bila pribadinya hendak dikekang dan pengembangan berpikirnya hendak dimatikan?" (26 Okt '69)

"Manusia yang kehilangan motif-motif individualnya tidak akan bisa energetic, ambitious, dan mampu melakukan pembaruan-pembaruan" (26 Okt '69)

"Bila memang manusia itu harus selalu bertanya, mungkinkah akhirnya saya bertanya apakah pertanyaan-pertanyaan itu selalu perlu? Dan tidakkah yang terakhir ini pertanyaan terhadap pertanyaan? Bagaimana bila yang lebih terakhir ditanya lagi? Kalau begitu tak ada persoalan yang pernah selesai, karena kata 'pertanyaan' belum pernah hilang. Dan  manusia terus menerus tak pernah puas dan semakin tidak puas. Tapi karena itu kita akan makin lebih dekat pada kebenaran yang mutlak. Itulah dinamika hidup!" (26 Okt '69)




Komentar