Surat si Pengagum

Perkenalkan, 
Namaku adalah pengagum. Yang selalu memandangimu dari kejauhan, yang hanya bernyali menyapamu dalam kebisuan. Aku si pengagum. Yang mencintaimu sepenuh hati namun selalu bersembunyi. 
Tunggu, aku bukan bersembunyi, hanya tembok yang menghalangi. Aku bukan menyalahkan tembok. Bahkan sekarang aku sedang mengorek-ngorek dasar tembok dengan sendok makan yang kupunya. 
Aku memang pengagummu. Namun aku tahu bahwa memuji dan menyayangimu dari dalam hati saja tidak cukup. Sekian tahun aku menyanjungmu, kini aku berhenti. Karena aku telah bosan menjadi pengagummu. 
Aku memang pengagummu, dulu. Dan sekarang aku ingin menjadi kekasihmu. Segera
Tetaplah menjadi indah, karena kuyakin kau akan selalu. 
Tetaplah menjadi cantik, karena kutahu kau akan selalu
Biar ku robohkan tembok itu dengan sendok makanku. Tak peduli berapa lama yang diperlu tapi aku
Aku ingin segera menyapamu, bertemu dan bersanding denganmu. 
Tunggu aku di situ. 

Komentar