Yogyakartamu

Dulu pernah
Kita bergandeng tangan
Menyusuri kota Jogjakarta
Dibalut jingga matahari yang merona

Ketika lampu lampu mulai menyala
Dan para pedagang kaki lima ramai menjaja
Kita duduk bersila
Menikmati senja bicara tentang hari tua

Itu dulu, sekali
Waktu gingsulmu masih menghias setiap senyummu
Saat kaki kecilmu sibuk melangkah kesana kemari
Saat tanganku masih menggenggam tangan hangatmu

Jika sekarang
Aku masih menyusuri Malioboromu
Menyapa penjaja makanan kesukaanmu
Dan duduk bersila bersama surya yang semakin tua
Itu karena aku mencintaimu
Masih dan terus selalu

Meski kini
Tak ada lagi tawamu terdengar
Hanya derap langkahmu yang sunyi
Dan tubuhmu yang ditelan bumi.

Selamat jalan wanitaku
Kini langkahmu semakin ringan
Dengan senyum gingsulmu yang akan selalu merekah
Setidaknya aku yakin kau menjadi lebih indah

Dan akan selalu kusapa rindu
Melalui Yogyakartamu
Kini dan nanti

-untuk wanitaku disurga, tunggu aku-

Komentar