Lagi, dan lagi

Lagi,
Aku terduduk memojok. Mematung disudut kamarku yang kurasa makin menyempit. Kubiarkan TV tua tetap menyala, untuk sekedar menyakinkanku bahwa aku tak sendiri malam ini, lagi. Ini bukan akhir pekan maupun libur harpitnas. Tapi aku tak menolak  ajakan mata kuyuku ini ‘tuk tetap terjaga, lagi.  Bukan, ini bukan insomnia kawan. Ini hanya penyakit hati. Lemah hati yang menyebabkan tertindas dianiaya oleh hati-hati yang tak pernah memandang, bahkan menatap.

Lagi,
Suara – suara itu yang menggema di gendang telinga. Menggedor pintu hati keras-keras, menjebol tanggul air mata yang lama rusak, memuntahkan beberapa tetes air suci dari mata kuyu. Ya, hanya beberapa tetes saja. Karena tinggal itu yang tersisa.

Lagi,
Menembus malam, menyibak mimpi, menikam sunyi, Lagi



Bandung, 14 Mei 2011

Komentar